Ø
CACING TANAH (Lumbiricus terestris)
SITEM PERNAPASAN /
RESPIRASI CACING TANAH
Cacing tanah tidak memiliki alat pernafasan khusus maka ia
menggunakan permukaan tubuh / kulit-nya sebagai tempat pertukaran O2 / CO2 .
Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula.
Kutikula ini selalu lembap dan basah. Karena permukaan kulit (epidermis,
pori-pori dorsal) cacing tanah memiliki kelenjar yang berlendir, yang berfungsi
membasahi kulitnya tersebut.
Melalui
selaput inilah terjadi difusi antara oksigen dan karbondioksida yang kemudian
diteruskan kedalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi .
Di bawah kulit cacing tanah terdapat kapiler-kapiler darah.. Melalui
kapiler lah ini, oksigen berdifusi
masuk, lalu oksigen ditangkap atau diikat oleh
hemoglobin yang terkandung dalam darah cacing untuk selanjutnya
diedarkan ke seluruh tubuh. Gas hasil respirasi yaitu karbondioksida
dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulitnya. Karena respirasi cacing
dilakukan melalui permukaan tubuhnya (integument), maka respirasi cacing disebut respirasi integumenter.
Proses
pertukaran gas pada permukaan tubuh / kulit cacing tanah
Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup". Pertukaran gas-gas pada cacing lebih mudah terjadi pada
kulit yang lembab, sehingga cacing hidup di tempat yang lembab. Habitat yang
lembab akan menjaga permukaan di tubuhnya tetap basah (lembab). Sebanyak 85 %
dari berat tubuh cacing tanah berupa air, sehingga sangatlah penting untuk
menjaga media pemeliharaan tetap lembab (kelembaban 15 - 30 %). Tubuh cacing
mempunyai mekanisme untuk menjaga keseimbangan air dengan mempertahankan
kelembaban di permukan tubuh dan mencegah kehilangan air yang berlebihan.
cacing yang terdehidrasi akan kehilangan sebagian besar berat tubuhnya dan
tetap hidup walaupun kehilangan 70 - 75 % kandungan air tubuh. Kekeringan yang
berkepanjangan memaksa cacing tanah untuk bermigrasi ke media yang lebih cocok
dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang
terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.
SYSTEM SARAF CACING
TANAH
Sistem
saraf pada cacing tanah memiliki sistem saraf yang sederhana namun sensitif.
Walaupun sederhana tapi sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih
maju yaitu telah terbentuknya ganglia segmental sepanjang tubuhnya. Ganglia
segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral.
Sistem saraf cacing tanah disebut susunan
saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan ganglion yang terdapat pada setiap
ruas tubuhnya. Ganglion satu dengan ganglion yang lain dihubungkan oleh
benang-benang saraf yang memanjang disepanjang poros tubuhnya. Ganglion cacing
juga dibedakan atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion
ruas-ruas badan.
System
saraf cacing tanah terletak disebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3
dan terdiri atas :
a.
Ganglion cerebrale yang
tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura
b.
Berkas saraf ventralis
dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal pharynx,
di dalam segmen ke 3.
Dari
tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat:
a.
Saraf-saraf yang
menginervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok
sel-sel tersebut
b.
Cabang saraf yang
menuju ke ventral dan melingkari pharynx. Saraf ini disebut commisura circum
pharyngeal yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis
Ganglion
supraoesofagus (sub pharyngeal ) yang disebut juga otak fungsinya masih tetap
sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya,
sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Otak
terletak pada ruas ke-3 di bagian dorsal pharing, dan memiliki 3 pasang saraf
lateral. Ganglion tersebut dihubungkan
dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang
terletak di bawah pharynx . dari situ akan menjadi batang saraf perifer yang
terdiri atas saraf afferent dan saraf efferent. Affrennt timbul dari sel saraf
motoris , sedangkan saraf yang bersala darinsel saraf pada epidermis berfungsi
sebagai saraf sensoris .
Tiap
ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf
sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut
saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas
berkontraksi bersama-sama.
ALAT
INDERA :
Cacing tanah tidak memiliki mata
dan telinga , tetapi di tubuhnya terdapat
prostomium. Prostomium ini merupakan organ syaraf perasa dan berbentuk seperti
bibir. Organ ini terbentuk dari tonjolan daging yang dapat menutupi lubang
mulut. Prostomium terdapat pada bagian depan tubuhnya. Adanya prostomium ini
membuat cacing tanah peka terhadap cahay dan benda-benda di sekelilingnya. Itulah sebabnya cacing
tanah dapat menemukan bahan organik yang menjadi makanannya walaupun tidak
memiliki mata .
SYSTEM PENCERNAAN
CACING TANAH
System
pencernaan pada cacing tanah sudah sempurna. Alat pencernaannya seperti mulut
terletak dalam rongga oris atau rongga buccale pada ruas 1-3, kemudian pharynx
terdapat atau terletak pada segmen (ruas) ke 4 dan ke 5. Pharynx bersifat
muscular dan berguna untuk mengisap partikel-partikel makanan. Esophagus
terletak di ujung pharynx memanjang dari segmen ke 6 sampai segmen ke 14.
Proventriculus merupakan bagian ujung esophagus yang membesar, dan dibagian ini
makanan di simpan, dinding proventriculus sendiri tipis. Ventriculus terletak
di dalam segmen ke 17-18 bersifat muscular dan berguna untuk mencerna makanan.
Intestine adalah merupakan lanjutan ke ujung dari ventriculus . dinding intestine
bagian dorsal melekuk ke dalam lumen intestine dan bagian ujung lekukan ini
membesar, sehingga terbentuklah banguna seperti kantong. Banhunan ini disebut
typhlosole. Typhlosole ini berguna untuk memperluas permukaan intestine
sehingga dapat mengabsorbsi sari-sari makanan lebih banyak.
Gambar
:
Makanan
cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan atau tanaman (tanah humus). Cacing
tanah mencari makanan di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil
melalui mulutnya , kemudian masuk ke dalam esophagus dan kemudian tercampur dengan cairan hasil kelenjar
sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding
esophagus itu. Cairan ini bersifat alkalis akan tetapi fungsinya yang tepat
belum diketahui. Ada pendapat yang mengatakan mungkin cairan ini berfungsi
menetralkan makanan cacing tanah yang bersifat asam. Selanjutnya dari
esophagus, makanan lalu masuk ke dalam proventriculus yang merupakan tempat
penyimpanan makanan sementara. Kemudian makanan masuk ked lam ventriculus. Di
sini makanan dicerna menjadi partikel-partikel yang halus. Dari ventriculus
makanan lalu masuk ke dalam intestine. Di dalam intestine, partikel-partikel
makanan tadi akan dicerna lebih lanjut, sehingga menjadi substansi-substansi
yang lebih kecil, yang dapat di absorbs oleh dinding intestine tersebut. Dinding
intestine mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim. Karena pengaruh
enzim ini makanan tadi dicerna menjadi monosakarida, asam lemak, dam gliserol
dan asam amino yang siap di absorbs.
Senyawa-senyawa
monosakarida, asam lemak dan gliserol
serta asam amino diabrorbsi oleh dinding intestine dan selanjutnya bersama-sam
dengan sirkulasi darah di angkut keseluruh bagian tubuh cacing tanah. Pada saat
cacing tanah mengambil makanan melalui mulutnya, ikut juga termakan sejumlah
partikel-partikel tanah. Kemudian sisa-sisa makanan beserta partikel-partikel
tadi dikeluarkan melaui anus dan diletakkan di atas permukaan tanah di dekat
lubang/liang tempat cacing tanah itu berada.
Ø KECOA
SISTEM PERNAPASAN/RESPIRASI KECOA
System
respirasi pada kecoa yaitu menggunakan system trackea yang pada umumnya sama
dengan sitem pernapasan pada insecta lainnya. System respirasi pada kecoa
terdiri atas susunan pipa-pipa udara atau trachea yang bercabang-cabang
membentuk anyaman yang membawa udara ke seluruh bagian tubuh. Trachea terdiri
atas selapis sel yang berkhitin. Batang pokok trachea membentuk penebalan
serupa spiral untuk mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan
dari bagian tubuh hewan. Sebagian besar segmen tubuh kecoa mempunyai lubang
lateral atau lubang udara yang disebut spirakel (latin : spiraculum) yang
menuju ke dalam system tubulus trackea. System trackea merupakan suatu system
penyaringan atau filter yAng mencegah benda-benda kecil menyumbat system ini
Pada kecoa, dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah thorax dan 1 pasang pada masing-masing segmen dari 8 segmen, mulai dari segmen pertama abdomen. Setiap spirakel memiliki sebuah katup yang berperan mengurangi hilangnya air dari cairan tubuh dan melindungi hilangnya air dari cairan tubuh, dan melindungi dari parasti, partikel-partikel dan air. Katup spirakel membuka sebagai respon dari tungginya kadar co2 di dalam hemolife. Bahkan trakea yang besar bercabang-cabang trakea yang semakin kecil. Cabang trakea yang sangat tipis adalah trakeolus yang secara umum memiliki diameter lebih kurang 0,1 µm. trakeolus berhubungan langsung dengan jaringan dan berperan mensuplai kebutuhan oksigen serta membawa karbon dioksida hasil dari metabolisme tubuh. Ujunga akhir trakeolus yang terletak pada otot atau organ lainnya berupa organ buntu yang terisi cairan. Selama otot berkontraksi konsentrasi cairan tubuh disekitar trakeolus meningkat. Keadaan ini menyebabkan cairan dalam trakeolus berdifusi keluar, sehingga membawa oksigen menuju kebagian yang memerlukan. Setelah aktifitas otot terhenti hasil-hasil metabolic akan mengubah tekanan osmotic cairan sel, akibatnya air kembali ke trakeolus. Udara keluar dan masuk kedalam trakea akibat kontraksi dan perluasan abdomen. Pada kecoa empat pasang spirakel pertama membuka saat inspirasi dan menutup pada saat ekspirasi, sedangkan enam pasang spirakel lainnya menutup pada saat inspirasi dan membuka pada saat ekspirasi.
SISTEM
SARAF KECOA
System
saraf pada kecoa merupakan system saraf tangga tali. Otak kecoa terletak di
daerah kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang ganglion yang berfusi.
Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur
mata, antenna dan labium.otak berhubungan denga ganglion subesophangeal
melalui circumesophangeal coonective. Ganglion subesophangeal terdiri atas 3
pasang ganglion anterior dari rangkaian saraf ventral yang berfungsi bersama
dan berfungsi mengatur bagian-bagian mulut. Selanjutnya kea rah posterior
berhubungan dengan sepasang ganglion besar disetiap segmen thorax. Ganglion
yang terdapat di dalam segmen methathorax merupakan ganglion terbesar, dan sebebnarnya merupakan gabungan dari ganglion segmen. Metathorax
dengan ganglion segmen pertama abdomen. Di dalam abdomen terdapat 5 pasang
ganglion. Pasangan ganglion pada segmen ke 2 abdomen sebenarnya merupakan
gabungan dari pasangan ganglion dari segmen ke 2 dan ke 3 abdomen. Sedangkan
pasangan ganglion pada segmen ke 7 merupakan gabungan dari ganglion segmen ke
7-ke 11 abdomen. Otot, saluran pencernaan, dan spirakel berhubungan dengan otak
melalui system saraf simpatik.
Sistem saraf pada kecoa
terdiri atas :
a.
Sistem saraf pusat
• termasuk di dalamnya
cincin saraf,, urat saraf ventral dan
ganglia segmental.
•Cincin saraf kecoa terdapat di sekitar kerongkongan.
• Cincin saraf dibentuk oleh sepasang ganglia supra esofagus , sepasang sub-esofagus
ganglia, sepasang connectives sirkum esofagus yang menghubungkan diantaranya.
• Supra esofagus ganglia atau otak terdapat di sisi dorsal esofagus. Otak adalah saraf
sensorik dan pusat endokrin yang melepaskan hormon • Sepasang ganglia subocsophangeal yang terletak di bawah kerongkongan. Ini adalah sebagai pusat kontrol motor atau penggerak yang menggerakan bagian-bagian mulut, kaki, sayap. Dan ganglia segmental pada kecoa terdapat 9. Diantaranya 3 yang hadir di wilayah dada dan 6 di daerah perut.
•Cincin saraf kecoa terdapat di sekitar kerongkongan.
• Cincin saraf dibentuk oleh sepasang ganglia supra esofagus , sepasang sub-esofagus
ganglia, sepasang connectives sirkum esofagus yang menghubungkan diantaranya.
• Supra esofagus ganglia atau otak terdapat di sisi dorsal esofagus. Otak adalah saraf
sensorik dan pusat endokrin yang melepaskan hormon • Sepasang ganglia subocsophangeal yang terletak di bawah kerongkongan. Ini adalah sebagai pusat kontrol motor atau penggerak yang menggerakan bagian-bagian mulut, kaki, sayap. Dan ganglia segmental pada kecoa terdapat 9. Diantaranya 3 yang hadir di wilayah dada dan 6 di daerah perut.
b.
Sistem saraf otonom
• Dari otak 3 pasang
saraf muncul dan masuk
ke mata majemuk, antena dan labium dan juga
untuk ganglion frontal.
• Sub-oesophangcal ganglia memberi dari 3 pasang saraf untuk mandibula, maxillar dan labium.
• saraf ganglia Thoracic masuk untuk kaki dan sayap.
• ganglia Metathoracic saraf yang meninervasi untuk segmen perut
untuk ganglion frontal.
• Sub-oesophangcal ganglia memberi dari 3 pasang saraf untuk mandibula, maxillar dan labium.
• saraf ganglia Thoracic masuk untuk kaki dan sayap.
• ganglia Metathoracic saraf yang meninervasi untuk segmen perut
c.
Sistem saraf perifer
·
saraf Otonom juga disebut sistem saraf somatogastric atau
visceral.
·
saraf Ini
mencakup 4 ganglia saraf yang menghubungkan nya
. saraf ini menginervasi ke organ viseral.
·
oksipital ganglion
atau ganglion Hypoccrebral – terdapat di belakang otak
dan di atas
kerongkongan.
·
ganglion Provenltricular terdapat di tenggorokan.
·
Stomatogastric saraf
masuk ke sistem saraf jantung dan organ saluran pencernaan viseral
lainnya. Saraf Ini mengatur fungsi organ-organ karena itu disebut sistem saraf visceral.
Gambar :
Yang
menarik pada system saraf pada kecoa adalah system senso motoris yang berbeda
dibagian kepala dengan 2 antena yang berfungsi sebagai penyala getaran dan yang
kedua dibagian kaki belakang yang menerus kebagian perut dengan rambut-rambut
halus yang berfungsi sebagai antenna. System saraf pada kecoa berfungsi untuk
mengkoordinasi otot, memonitor organ, membentuk dan juga mengehentiksn masukan
dari indra dan mengaktifkan aksi. Pada kecoa , system saraf motoris somatic dan
saraf motoris autonom dapat berjalan
bersamaan atau bila saraf yang terganggu maka system saraf yang lain masih
dapat menjalankan fungsinya. System saraf pada kecoa lengkap dan sederhana dan
kecoa memiliki kecepatan reaksi atau rangsangan yang mengagumkan yang mana
untuk meloloskan diri dan bahaya, rahasianya terletak pada dan system gerak motorik kecoa.
System
saraf dan system gerak motorik kecoa ada 2, yaitu system senso motorik yang
baik yang mana keduanya dapat berfungsi bersama atau juga berfungsi
masing-masing tanpa tergantung system yang lain. Kecoa menunjukan kecepatan lari yang
sebetulnya tidak mengagumkan, yakni hanya sekitar lima
kilometer per jam. Tapi yang sangat mengagumkan, adalah kecepatan reaksi sistem
senso-motoriknya dalam menanggapi rangsangan dari luar. Jika sistem penala
getaran di kaki belakang atau antena di kepala mendapat rangsangan tiba-tiba,
reaksinya terjadi hanya dalam waktu 15 sampai 20 milidetik. Atau lebih cepat
dari kedipan mata, kecoa sudah lari dan menghilang di bawah lemari atau meja.
Yang juga amat menarik, adalah dua sistem senso-motorik
kecoa yang terpisah dan independen. Jika salah satu sistemnya
terganggu , sistem yang lain masih tetap
aktif dan berfungsi. Juga kecoa yang dipotong kepalanya, masih bereaksi secepat
semula.
·
Alat indera kecoa :
Kecoa memiliki organ penglihatan,
perasa, pembau, pendengaran, dan peraba. Organ penglihatan berupa oceli dan
mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan terang. Daya lihat mata majemuk
ini dapat menghasilkan bayangan yang mosaic. Sedangkan oceli mungkin tidak
digunakan untuk melihat obyek tetapi hanya merupakan organ yang peka terhadap
cahaya. Organ pendengaran terletak di lateral tergit dari segmen pertama
abdomen. Organ tersebut terdiri atas tympani yang direntang di dalam cincin berkhitin yang bentuknya
hamper bulat. Di kepala terdapat sepasang antenna yang panjangsebagai alat
indera yang dapat mendeteksi bau-bauan dan vibrasi udara. Organ perasa terletak
di bagian dalam mulut, dan organ peraba berupa bentukan seperti rambut yang
teletak di permukaan berbagai bagian tubuh kecoa , tetapi khususnya dipermukaan
antenna.
Gambar :
Selain itu pada kecoa dari ujung
abdomen terdapat sepasang cerci yang juga berperan sebagai alat indera. Cerci
berhubungan langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak skunder)
yang penting dalam adaptasi pertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan
pada cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda atau sinyal.
SYSTEM PENCERNAAN KECOA
Saluran
pencernaan pada kecoa pada dasarnya meliputu usus depan, usus tengah, dan usus
belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut
dan terletak di daerah kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah,
kemudian esophagus, yang membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah
mesothorax dan metatorax. Oragn selanjutnya adalah proventriculus yang berperan
sebagai organ penggiling . usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya
masuk ke dalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk
kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan,
dan hasil sekresi ini akan diberikan ke dalam lambung . usus tengah merupakan
tempat dimana terjadinya absorbs nutrisi. sedangkan usus belakang tersusun atas usus
yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum dan anus sebagai muara
akhir saluran pencernaan. Pada ujung anterior usus besar terdapat tubulus
malphigi.
Gambar
:
Ø CACING HATI (Fasciola hepatica)
1.
SYSTEM
RESPIRASI CACING HATI
Secara
umum respirasi pada cacing hati terjadi melalui permukaan tubuh.
2.
SYSTEM
PENCERNAAN CACING HATI
alat Cacing hati memiliki alat
pencernaan tetapi tidak lengkap. Susunan system pencernaan makanan hanya
terdiri dari mulut, faring, esophagus dan intestine. Lubang mulut tertutup oleh
alat pengisap oral (sucker). Lubang mulut berlanjut dengan rongga mulut yang
berbentuk corong. Rongga mulut berlanjut pada faring yang berdinding tebal
dengan lumen sempit. Dinding faring tersusun oleh otot melingkar. Faring
berfungsi untuk mengisap makanan. Faring mempunyai kelenjar faringeal.
Esophagus menghubungkan faring dengan intestine. Intestine bercabang dua ke
kiri dan ke kanan yang membentang kea rah posterior, dan sejajar. Masing-masing
cabang bercabang lagi ke arah lateralmembentuk kantung-kantung seka atau
divertikula yang buntu. Cabang-cabang ini mebagi makanan ke seluruh tubuh. System
pencernaan seperti ini tergolong system pencernaan gastrovaskuler. System
pencernaan pada cacing hati tidak dilengkapi dengan anus.
Gambar
Digestive system of Fasciola hepatica
Makanan cacing hati sendiri beruapa
darah, sel-sel yang rusak untuk cacing hati yang masih muda, sedangkan makanan
cacing hati dewasa yaitu cairan empedu dan cairan limfa. Pencernaan makanan
terjadi di dalam rongga sekum, oleh sebab itu pencernaannya disebut pencernaan
ekstraseluler.. sari-sari makanan diserap oleh sel parenkim dan diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Sedangkan makanan yang tidak dicerna dimuntahkan
melalui mulut.
3.
SYSTEM
SARAF CACING HATI
System saraf cacing hati berupa system
saraf tangga tali. Otak terletak di bagian kepala. Otak tersusun oleh
ganglion-ganglion otak yang terdiri dari dua lobus. Dari otak muncul serabut-serabut
saraf kea rah anterior menuju ke kepala, dan lateral menuju ke aurikel. Di
samping itu ada 2 tali saraf ventral yang memanjang sepanjang tubuh dan
berakhir ke ujung posterior. Masing-masing tali saraf ventral itu terletak pada
kira-kira sepertiga bagian dari tebi tubuh. Ke dua tali saraf ventral
dihubungkan satu dengan yang lain oleh komisura-komisura transversal, dan pada
masing-masing tali saraf muncul serabut saraf ke tepi tubuh. Adanya
komisura-komisura transversal menyebabkan system saraf berbentuk tangga tali.
Gambar :
Pada
cacing hati terdapat satu cincin saraf yang mengelilingi esophagus. Pada cicnci
saraf tersebut terdapat dua pasang ganglion serebral kea rah dorsoventral dan
satu pasang ganglion ventral yang terletak di bawah esophagus. Pada
ganglion-ganglion itu muncul serabut-serabut saraf kecil kea rah anterior. Ke
arah posterior terdapat 3 pasang tali saraf longitudinal yang muncul dari
ganglion-ganglion tersebut yaitu tali saraf dorsal, lateral, dan ventral. Tali
saraf lateral berkembang sangat baik dan
memanjang sampai ujung posterior. Tali-tali saraf itu dihubungkan satu
sama lain oleh banyak komisura transversal. Pada tali saraf juga muncul
serabut-serabut saraf kea rah lateral, dan beberapa serabut saraf itu membentuk
pleksus. Sel-sel saraf biasanya berbentuk bipolar. Karena sifatnya yang parasit
cacing hati tidak memiliki organ sensori, kecuali alat yang berbentuk bulbus
yang berfungsi sebagai tango reseptor (penerima rangsangan berupa sentuhan)
atau alat peraba yang berada diseluruh permukaan integument.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin,M.
1992. Zoologi Invertebrata Untuk
Perguruan Tinggi. Surabaya : Sinar Wijaya
Kastawi,
Y,dkk.. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
http://rivani19story.blogspot.com/2011/07/plathyhelmintes.html
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/plathyhelminthes-cacing-pipih.html
http://masteropik.blogspot.com/2010/05/plathyhelminthes-cacing-pipih.html
0 komentar:
Posting Komentar