Pages

Subscribe:

Minggu, 29 April 2012

Mengapa orang capek


    Pengertian

       Lelah adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kelelahan berperan dalam menjaga homeostatis tubuh.
Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi suatu kondisi yang telah di kenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan pada umumnya mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun ini bukan merupakan satu-satunya gejala.

    Materi Ilmiah

1.      Macam Kelelahan
Kelelahan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.       Kelelahan otot (muscular fatigue)
b.      Kelelahan umum (general fatigue)
Kedua bentuk kelelahan ini muncul daroi proses fisiologis yan berbeda. Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit disekitar sendi, sedangkan kelelahan umum dapat terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan beraktivitas.

a.       Kelelahan Otot (Muscular fatigue)

Kelelahan otot adalah suatu keadaan saat otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan kuat atau bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali. Kelelahan otot umumya terjadi pada seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang padat setiap saat. Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar (external signs).

v Faktor Penyebab Kelelahan Otot
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelelahan otot. Diantaranya adalah:
-  Pengosongan ATP
ATP merupakan sumber energi kontraksi otot dan PC untuk resintesa protein secepatnya. Jika ATP dan PC digunakan untuk kontraksi terus maka terjadi pengosongan fosfagen intraselular sehingga mengakibatkan kelelahan. Selain itu ada peningkatan konsentrasi ion H+ di dalam intraselular yang diakibatkan penumpukan asam laktat.
-   Pengosongan simpanan glikogen otot
Pengosongan glikogen terjadi karena proses latihan yang lama (30 menit – 4 jam). Karena pengosongan glikogen demikian hebat, maka menyebabkan kelelahan kontraktil.
 -     Akumulasi asam laktat
Akumulasi asam laktat akan menumpuk di otot dan di pembuluh darah. Menyebabkan konsentrasi H+ meningkat dan pH menurun. Ion H+ menghalangi proses eksitasi, yaitu menurunnya Ca2+ yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasmik. Ion H+ juga mengganggu kapasitas mengikat Ca2+ oleh troponin. Ion H+ juga akan menghambat kegiatan fosfo-fruktokinase.

Ø  Teori –teori yang berkaitan dengan kelelahan

Konsep kelelahan merupakan reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang dipengaruhi oleh dua sistem penghambat (inhibisi dan sistem penggerak/aktivasi). Berlaku dua teori tentang kelelahan otot, yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat.

1.   Teori Kimia
Secara teori kimia bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sistem metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder.
2.   Teori syaraf pusat
Bahwa perubahan kimia hanya penunjang proses, yang mengakibatkan dihantarkannya rangsangan syaraf oleh syaraf sensosrik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial gerakan pada sel syaraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi ini akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Kondisi dinamis dari pekerjaan akan meningkatkan sirkulasi darah yang juga mengirimkan zat-zat makanan bagi otot dan mengusir asam laktat.
Karena suasana kerja dengan otot statis aliran darah akan menurun, maka asam laktat akan terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot local. Disamping itu juga dikarenakan beban otot yang tidak merata pada jaringan tertentu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja (performance) seseorang. Kelelahan diatur oleh sentral dari otak. Pada susunan syaraf pusat, terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-kadang salah satu daripadanya lebih dominan sesuai dengan kebutuhan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedang inhibisi adalah parasimpatis.

b.      Kelelahan Umum (general fatigue)
Kelelahan umum merupakan kelelahan yang mencakup aspek subyektif, prilaku dan fisik. Efek sesudah kerja diliputi siklus harian tidur dan keterjagaan, yang disebut nychtermal atau kelelahan circadian. Kelelahan tubuh yang merupakan akibat dari perpanjangan kerja adalah konsekuensi kehabisan persediaan energi tubuh.
Kelelahan umum dapat berhubungan erat dengan gula darah. Selain itu lelah dapat menjadi salah satu gejala bagi suatu penyakit karena menurunnya kadar gula darah seseorang, yang dikenal dengan hipoglikemia. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah diatur oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis, yang mengurangi level gula darah.

v  Faktor Penyebab Kelelahan umum (general fatigue)
1.      Tidak cukup tidur
Umumnya orang dewasa membutuhkan tujuh hingga delapan jam sehari untuk tidur. Kurang tidur dapat menyebabkan cepat lelah.
2.      Kekurangan energi
Porsi makan yang sedikit dapat menyebabkan kelelahan, namun menyantap makan yang salah juga dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan. Diet seimbang dan pola makan teratur dapat membantu menjaga stabilitas gula darah dan mencegah timbulnya rasa lelah ketika gula darah menurun.
3.      Anemia
 Anemia merupakan penyebab utama kelelahan bagi wanita pada umumnya. Mengeluarkan darah selama menstruasi dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Sel-sel darah merah sangat diperlukan tubuh karena mereka membawa oksigen ke jaringan dan organ, terutama otak.
4.      Depresi
Banyak yang berpikir depresi hanyalah gangguan emosi. Namun, ternyata hal ini juga berhubungan dengan gejala fisik. Salah satu gejala fisik yang paling umum adalah kelelahan, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan.
5.      Kebanyakan kafein
Mengonsumsi kafein dalam dosis wajar dapat meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi. Namun, terlalu banyak kafein dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan kejang. Berdasarkan penelitian, mengonsumsi kafein terlalu banyak juga dapat menyebabkan kelelahan pada beberapa orang.
6.      Penyakit jantung
Jantung yang bekerja dengan tidak baik dapat menyebabkan tubuh mudah lelah walaupun hanya melakukan aktivitas yang ringan.
7.      Diabetes
Penderita diabetes umumnya memiliki kadar gula darah tinggi, tetapi gula darah ini tetap berada dalam aliran darah dan tidak masuk ke dalam sel-sel sehingga tidak dapat diubah menjadi energi. Apabila sel-sel gagal dalam memproduksi energi maka dapat menimbulkan kelelahan karena tubuh membutuhkan sejumlah energi untuk melakukan aktivitas ringan sekalipun.
8.      Dehidrasi
Kelelahan bisa menjadi pertanda bahwa tubuh mengalami dehidrasi. Meskipun tubuh melakukan aktivitas yang ringan, tubuh tetap membutuhkan air untuk bekerja dengan baik dan tetap tenang. Tanda-tanda orang dehidrasi ialah kehausan.

2.      Proses Biokomia
Proses metabolisme tubuh ketika melakukan aktivitas yang lebih berat membuat tubuh tidak bisa lagi hanya mengandalkan pasokan oksigen tapi juga proses biokimia. Proses biokimia ini menghasilkan asam laktat yang kemudian memasuki aliran darah. Penumpukan asam laktat ini akan membuat tubuh merasa lelah. Proses biokimia yang terjadi antara kelelahan otot dan kelelahan umum sangat berbeda. Di bawah ini akan di jelaskan mekanisme yang berlangsung sehingga menimbulkan kelelahan otot dan kelelahan umum:
Ø  Mekanisme Kelelahan Otot
Ketika sebuah otot berkontraksi, dibutuhkan energi untuk melakukankontraksi itu. Energi yang dibutuhkan berasal dari sumber kimia. Dalam halini ATP diubah menjadi ADP, sehingga secara demikian dibebaskan energiuntuk kontraksi otot. Setelah energi tadi terpakai, maka tenaga yang telahdipakai tadi akan diganti dengan cadangan tenaga yang diperoleh dari perubahan glikogen dalam otot menjadi asam laktat. Pada peristiwa inidibebaskan energi, yang kemudian digunakan untuk mengubah ADP menjadiATP lagi. 1/5 dari asam laktat akan dibakar secara aerob untuk menghasilkanenergi yang akan digunakan untuk mengubah sisa dari asam laktat (4/5 bagianlainnya) menjadi glikogen otot lagi. Proses glikogen diubah menjadi asamlaktat terjadi dalam keadaan anaerob. Peristiwa ini dikenal juga dengan sebutan proses Embden-Meyerhoff.

Ø  Mekanisme kelelahan umum:
Ketika terjadi penurunan utilisasi glukosa oleh jaringan (kekurangan energi) dan terjadi peningkatan metabolisme anaerob yang menghasilkan energi lebih sedikit serta penumpukan asam laktat. Dapat pula disebabkan oleh ketosis yang kemudian menyebabkan : asidosis metabolik yaitu keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida, pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih;penurunan massa otot akibat penguraian protein; glikogen dan osmosis akibat hiperglikemia.
Umumnya seseorang yang sedang mengalami capek atau lelah akan mengantuk. Mengantuk disebabkan oleh menurunnya suplai oksigen pada otak. Hal ini disebabkan karena penurunan insulin yang menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akan mengakibatkan viskositas darah meningkat.Peningkatan viskositas (kekentalan)darah akan menyebabkan penurunan volume plasma.Penurunan volume plasma ini juga berarti bahwa volume darah yang dipompa oleh jantung menurun. Hal ini berdampak pada kurangnya transpor darah ke otak sehingga otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa kantuk. 

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a.       Lelah atau kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.
b.      Ada dua macam kelelahan yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah suatu keadaan saat otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan kuat atau bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali. Kelelahan otot umumya terjadi pada seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang padat setiap saat. Kelelahan umum merupakan kelelahan yang mencakup aspek subyektif, prilaku dan fisik.  
c.       Kelelahan otot dan kelelahan umum disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda. Faktor penyebab kelelahan otot diantaranya adalah pengosongan ATP, pengosongan simpanan glikogen otot, akumulasi asam laktat. Sedangkan faktor penyebab kelelahan umum adalah tidak cukup tidur, kekurangan energi, depresi, kebanyakan kafein, penyakit jantung, diabetes dan dehidrasi.
d.      Kedua bentuk kelelahan tersebut muncul dari proses fisiologis yan berbeda. Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit disekitar sendi, sedangkan kelelahan umum dapat terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan beraktivitas.

Daftar Pustaka






Kamis, 19 April 2012

Karbohidrat

KARBOHIDRAT

Dari komposisi kimiawinya diketahui bahwa karbohidrat penyusun utama beras ketan adalah pati. Pati merupakan karbohidrat polimer glukosa yang mempunyai 2 struktur yakni amilosa dan amilopektin. Molekul amilosa merupakan rantai lurus yang masing-masing unit glukosanya dihubungkan oleh ikatan 1,4 alpha glukosidik. Molekul yang panjang dengan rantai lurus ini membentuk Struktur Heliks (Meyer , 1973). Rantai lurus amilosa terdiri atas 100-700 unit alpha D-glukosa dengan ikatan 1,4 alpha glukosidik (Tauber, 1949).
Amilopektin merupakan polimer glukosa yang memiliki banyak percabangan. Amilopektin disusun oleh 20-30 unit glukosa dengan ikatan 1,4 alpha glukosidik pada rantai lurus dan pada percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6 alpha glukosidik (Reed, 1975). Berdasarkan berat molekulnya diketahui bahwa amilopektin terdiri atas 1000 atau lebih unit glukosa ( Meyer, 1973 ). Amilopektin dengan struktur bercabang ini cenderung bersifat lengket. 
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Beras Ketan hampir seluruhnya didominasi oleh amilopektin sehingga bersifat sangat lekat, sedangkan beras pera memiliki kandungan amilosa lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
Struktur kimia amilopektin yang bercabang, menyebabkan struktur gel yang terbentuk lebih kompak dan lebih kuat dari pada amilosa Sifat inilah yang menyebabkan mengapa beras ketan lebih lengket dari pada beras biasa (beras non-ketan), sehingga pada pembuatan rengginang teksturnya lebih kompak. Kandungan amilosa yang rendah pada beras ketan cenderung menghasilkan tekstur produk akhir yang renyah, rapuh, dan mudah hancur.
Menurut Winarno (1984) beras ketan tidak memiliki amilosa karena hanya mengandung 1-2% sehingga termasuk golongan beras dengan kandungan amilosa sangat rendah (< 9%). Berdasarkan pada berat kering, beras ketan putih mengandung senyawa pati sebanyak 90%, yang terdiri dari amilosa 1-2% dan amilopektin 88-89% .  Dengan demikian amilopektin merupakan penyusun terbanyak dalam beras ketan (Juliano , 1972).
Jenis beras yang berbeda mempunyai perbandingan atau rasio kandungan amilosa-amilopektin yang berbeda pula. Rasio ini merupakan penentu utama bagi tekstur nasi ataupun hasil olahan berbasis beras lainnya. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dikelompokkan menjadi beras dengan amilosa rendah yaitu antara 9-20%, amilosa menengah yaitu 20-25%, dan amilosa tinggi yaitu lebih dari 25%. Pada beras ketan hanya  mengandung 0-2% amilosa. 
Menurut reed (1975) butiran pati pada umumnya mengandung 15-30% amilosa dan 70-85% amilopektin. Khusus varietas Waxy atau Glutinous, hampir seluruhnya disusun oleh amilopektin (amilosanya sangat rendah). Pada jenis beras yang mengandung amilosa rendah ini, bila beras dimasak menyebabkan keadaan yang lekat dan lunak. Sebaliknya pada beras yang mengandung amilosa tinggi, menyebabkan keadaan yang keras karena adanya penyerapan air yang banyak, sehingga membentuk ikatan hidrogen yang lebih besar. Semakin tinggi kandungan amilosa kemampuan pati untuk menyerap air lebih besar karena amilosa mempunyai kemampuan lebih besar dari pada amilopektin dalam membentuk ikatan hidrogen (Juliano, 1972 dalam Haryadi, 1992). Pati yang banyak mengandung amilopektin (amilosa rendah), bila dimasak tidak mampu membentuk gel yang kukuh dan pasta yang dihasilkan lebih lunak (disebut ”long texture”). Sifat long texture tersebut menyebabkan kecenderungan sifat yang merenggang dan patah, sehingga menghasilkan tingkat pengembangan yang  lebih besar.
Pengukusan bertujuan agar terjadi proses gelatinisasi pada molekul pati. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinnisasi, suhu gelatinisasi tergantung pada konsentrasi serta jenis pati (Winarno, 1984). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gelatinisasi adalah: jenis pati, ukuran granula pati dan hubungan suhu dengan lama pemanasan (Meyer, 1973).
Beras ketan dengan suhu gelatinisasi rendah akan memberi sifat yang lebih lekat dan lebih lama mengeras dibandingkan dengan yang suhu gelatinisasi tinggi. Menurut Haryadi (1990), perbedaan tingkat gelatinisasi dan sifat retrogradasi yang dicapai setelah pengukusan adonan dan pendinginan berpengaruh pada pengembangan kerupuk pada penggorengan. Menurut Sudarso (1989), terdapat hubungan yang erat antara pengembangan dan kerenyahan suatu bahan kering yang digoreng. Semakin besar pengembangan, semakin lemah ikatan antar partikel bahan, sehingga semakin mudah patah jika dikenai gaya. Dilaporkan bahwa kadar air rengginan sebelum digoreng menentukan sifat renyah rengginang goreng. Kadar air yang paling cocok untuk pengembangan berkisar antara 8-9% (Yu et.al, 1981). Kerenyahan suatu produk dipengaruhi oleh Aw (aktivitas air), makin kecil Aw maka produk akan semakin renyah (Katz dan Labuza, 1981).
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik akibat dari perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endosperm. Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
Beras Ketan, berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.




Minggu, 15 April 2012

Kemosintesis


KEMOSINTESIS

Cahaya digunakan sebagai sumber energi untuk memecah molekul air. Elektron yang dihasilkan digunakan dalam proses transport elektron yang menghasilkan NADPH dan ATP. Senyawa NADH dan ATP ini digunakan untuk sintesis gula (selanjutnya diubah menjadi amilum) yang akan digunakan sebagai cadangan makanan oleh tumbuhan. Jadi, energi cahaya diubah menjadi energi yang tersimpan dalam bentuk ikatan kimia.

Sumber energi tidak hanya cahaya. Beberapa mikroorganisme ada yang dapat memperoleh energi dengan jalan mengoksidasi senyawa kimia. Misalnya bakteri belerang (Begiota, Thiotrix), bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi (Cladotrix).

Bakteri belerang mengoksidasikan H2S untuk memperoleh energi. Selanjutnya energi yang diperoleh digunakan untuk melakukan asimilasi C. Proses penyusunan bahan organik itu menggunakan energi pemecahan senyawa kimia, maka disebut kemosintesis.
Perhatikan reaksinya:

2H2S + O2 —> 2 H2O + 2 S + energy

Energi yang diperoleh lebih kecil jumlahnya daripada yang dihasilkan dari cahaya. Energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2 menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah:

CO2 + 2 H2S —> CH2O + 2S + H2O

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus mengoksidasi NH4 + untuk memperoleh energi dengan reaksi berikut ini:
 (NH4)2 CO3 + 3 O2 —-> 2 HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi.

Demikian pula bakteri Nitrobacter melakukan kemosintesis untuk menghasilkan energi dengan reaksi sebagai berikut:

Ca (NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi

Bakteri di atas dapat melakukan asimilasi C. Kemampuan ini dapat dibuktikan dengan memelihara bakteri tersebut dan memberikan zat-zat anorganik saja, ternyata bakteri tersebut dapat hidup dan berkembang. Apakah CO2 di alam akan habis karena dipakai tumbuhan untuk asimilasi C? Tentu saja jawabannya tidak. CO2 yang terpakai untuk asimilasi tumbuhan dan makhluk hidup fotosintetik lainnya diganti dengan CO2 dari pernapasan semua makhluk hidup, hasil pembakaran bahan- bahan organik, kegiatan gunung api, dan aktivitas makhluk hidup lainnya.

Adapun secara umum reaksi kemosintesis dapat terangkum dalam bagan di bawah ini :
Senyawa anorganik + O2  —> E + hasil sampingan —> H2—> H2 + O—> CO2 + H—> Glukosa
Tabel Perbandingan Fotosintesis dan Kemosintesis

Faktor pembanding
Fotosintesis
Kemosintesis
Bahan dasar
Sumber energy
Pelaku


Hasil
CO2 dan H2O
Sinar matahari/cahaya
Tumbuhan berklorofil


Karbohidrat/glukosa
CO2 dan H2O
Zat/senyawa kimia
Tumbuhan tak berklorofil/bakteri kemosintetik
glukosa


DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, dkk.2006. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Siregar, A. 2010.Anabolisme (Fotosintesis dan Kemosintesis).dikutip dari www.chemistri.org
        Pada tanggal 3 Mei 2011 pukul 19.30 WITA.



Antibodi Monoklonal


Cara Pembuatan Antibodi Monoklonal

   Antibodi monoklonal dibuat dengan darisel hibrid yang mempunyai sifat lebih baik dari antibodi poliklonal karena hanya mengikat 1 epitop serta dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas. Terobosan teknik hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal terhadap antigen, membuka era baru cara identifikasi dan memurnikan suatu molekul pada berbagai disiplin ilmu, juga membuka cakrawala dalam prosedur diagnostik dan pengobatan dan pencegahan alternatif pada keganasan dan berbagai penyakit lain.

   Sel tertentu yang membuat imunoglobulin untuk dilepaskan ke dalam sirkulasi disebut sel plasma. Sel-sel itu menetap dalam sumsum tulang bersama dengan prekursor sel darah. Satu individu sel plasma hanya memproduksi satu tipe molekul imunoglobulin, yang hanya mengenali antigen spesifiknya. Saat sel plasma membelah dan menghasilkan satu jalur sel keturunan atau disebut juga dengan klon, sel-sel yang dihasilkan tersebut melanjutkan sintesis antibodi yang sama dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal secara luas digunakan sebagai reagensia diagnostik dan juga diaplikasikan untuk terapi.

   Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi kedua jenis sel yaitu sel limfosit B yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma) yang dapat hidup dan membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel limfosit B dengan sel kanker secara in vitro ini disebut dengan hibridoma. Apabila sel hibridoma dibiakkan dalam kultur sel, sel yang secara genetik mempunyai sifat yang identik akan memproduksi antibodi sesuai dengan antibodi yang diproduksi oleh sel aslinya yaitu sel limfosit B. Hal yang penting diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang dapat mensekresi antibodi yang spesifik.

   Sel hibridoma mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara tidak terbatas dalam kultur sel, sehingga mampu memproduksi antibodi homogen (monoklonal) yang spesifik dalam jumlah yang hampir tidak terbatas. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan jika digunakan sebagai alat diagnostik. Beberapa jenis kit antibodi monoklonal telah tersedia di pasaran untuk mendeteksi bakteri patogen dan virus, serta untuk tes kehamilan.


Cara Pembuatan

Untuk mendapatkan antibodi yang homogen, prinsipnya terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Imunisasi mencit
2. Fusi sel limfa kebal dan mieloma
3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi
4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma

1. Imunisasi Mencit

-  Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan secara subkutan pada beberapa tempat atau secara intra peritoneal.
-  Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen secara intravena, mencit yang tanggap kebal terbaik dipilih.
-  Pada hari ke-12 hari suntikan terakhir antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya.
-  Mencit dimatikan dan limfanya diambil secara aseptis.
-  Kemudian dibuat suspensi sel limfa untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi.
Cara imunisasi lain yang sering digunakan adalah imunisasi sekali suntik intralimfa (single-shot intrasplenic immunization). Imunisasi cara ini dianggap lebih baik, karena eliminasi antigen oleh tubuh dapat dicegah.

2. Fusi limfa kebal dan sel mieloma

   Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limfa yang membuat antibodi akan cepat mati, sedangkan sel mieloma dapat dibiakkan terus-menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel hibrid yang terdiri dari gabungan sel limfa yang dapat membuat antibodi dan sel mieloma yang dapat dibiakkan secara terus menerus dalam jumlah yang tidak terbatas secara in vitro.

-   Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan dua atau lebih inti sel, yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis yang disebut heterokarion.
-   Pada waktu tumbuh dan membelah diri terbentuk satu inti yang mengandung kromosom kedua induk yang disebut sel hibrid

3. Eliminasi sel induk yang tidak berfusi

   Frekuensi terjadinya hibrid sel limfa-sel mieloma biasanya rendah, karena itu penting untuk mematikan sel yang tidak fusi yang jumlahnyaa lebih banyak agar sel hibrid mempunyai kesempatan untuk tumbuh dengan cara membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang mengandung hyloxanthine, aminopterin, dan thymidine (HAT).

4. Isolasi dan pemilihan klon hibridoma

- Sel hibrid dikembangbiakkan sedemikian rupa, sehingga tiap sel hibrid aka membentuk koloni homogen yang disebut hibridoma.
-  Tiap koloni kemudian dibiakkan terpisah satu sama lain.
- Hibridoma yang tumbuh diharapkan mensekresi antibodi ke dalam medium, sehingga antibodi yang terbentuk bisa diisolasi.
Pemilihan klon hibridoma dilakukan dua kali, pertama adalah dilakukan untuk memperoleh hibridoma yang dapat menghasilkan antibodi, dan yang kedua adalah memilih sel hibridoma penghasil antibodi monoklonal yang potensial menghasilkan antibodi monoklonal yang tinggi dan stabil.




SUMBER PUSTAKA


Diakses dari http://percikcahaya.blogspot.com/2011/03/antibodi-monoklonal-dan-cara.html

Jumat, 13 April 2012

sistem pernafasan, pencernaan, dan saraf cacing tanah, cacing hati dan kecoa


Ø  CACING TANAH (Lumbiricus terestris)

           SITEM PERNAPASAN / RESPIRASI  CACING TANAH
Cacing tanah tidak memiliki alat pernafasan khusus maka ia menggunakan permukaan tubuh / kulit-nya sebagai tempat pertukaran O2 / CO2 . Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Karena permukaan kulit (epidermis, pori-pori dorsal) cacing tanah memiliki kelenjar yang berlendir, yang berfungsi membasahi kulitnya tersebut.
Melalui selaput inilah terjadi difusi antara oksigen dan karbondioksida yang kemudian diteruskan kedalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi . Di bawah kulit cacing tanah terdapat kapiler-kapiler darah.. Melalui kapiler  lah ini, oksigen berdifusi masuk, lalu oksigen ditangkap atau diikat oleh  hemoglobin yang terkandung dalam darah cacing untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Gas hasil respirasi yaitu karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulitnya. Karena respirasi cacing dilakukan melalui permukaan tubuhnya (integument), maka respirasi cacing disebut                        respirasi           integumenter.
Gambar :



Proses pertukaran gas pada permukaan tubuh / kulit cacing tanah
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Pertukaran gas-gas pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing hidup di tempat yang lembab. Habitat yang lembab akan menjaga permukaan di tubuhnya tetap basah (lembab). Sebanyak 85 % dari berat tubuh cacing tanah berupa air, sehingga sangatlah penting untuk menjaga media pemeliharaan tetap lembab (kelembaban 15 - 30 %). Tubuh cacing mempunyai mekanisme untuk menjaga keseimbangan air dengan mempertahankan kelembaban di permukan tubuh dan mencegah kehilangan air yang berlebihan. cacing yang terdehidrasi akan kehilangan sebagian besar berat tubuhnya dan tetap hidup walaupun kehilangan 70 - 75 % kandungan air tubuh. Kekeringan yang berkepanjangan memaksa cacing tanah untuk bermigrasi ke media yang lebih cocok dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.

SYSTEM SARAF CACING TANAH


Sistem saraf pada cacing tanah memiliki sistem saraf yang sederhana namun sensitif. Walaupun sederhana tapi sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia segmental sepanjang tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral.
 Sistem saraf cacing tanah disebut susunan saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan ganglion yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Ganglion satu dengan ganglion yang lain dihubungkan oleh benang-benang saraf yang memanjang disepanjang poros tubuhnya. Ganglion cacing juga dibedakan atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas-ruas badan.
System saraf cacing tanah terletak disebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas :
a.       Ganglion cerebrale yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura
b.      Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3.

Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat:
a.       Saraf-saraf yang menginervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel-sel tersebut
b.      Cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx. Saraf ini disebut commisura circum pharyngeal yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis
Gambar :






Ganglion supraoesofagus (sub pharyngeal ) yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Otak terletak pada ruas ke-3 di bagian dorsal pharing, dan memiliki 3 pasang saraf lateral.  Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx . dari situ akan menjadi batang saraf perifer yang terdiri atas saraf afferent dan saraf efferent. Affrennt timbul dari sel saraf motoris , sedangkan saraf yang bersala darinsel saraf pada epidermis berfungsi sebagai saraf sensoris .
Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
ALAT INDERA :
Cacing tanah tidak memiliki mata dan telinga , tetapi di tubuhnya terdapat prostomium. Prostomium ini merupakan organ syaraf perasa dan berbentuk seperti bibir. Organ ini terbentuk dari tonjolan daging yang dapat menutupi lubang mulut. Prostomium terdapat pada bagian depan tubuhnya. Adanya prostomium ini membuat cacing tanah peka terhadap cahay dan benda-benda di sekelilingnya. Itulah sebabnya cacing tanah dapat menemukan bahan organik yang menjadi makanannya walaupun tidak memiliki mata .

      SYSTEM PENCERNAAN CACING TANAH

System pencernaan pada cacing tanah sudah sempurna. Alat pencernaannya seperti mulut terletak dalam rongga oris atau rongga buccale pada ruas 1-3, kemudian pharynx terdapat atau terletak pada segmen (ruas) ke 4 dan ke 5. Pharynx bersifat muscular dan berguna untuk mengisap partikel-partikel makanan. Esophagus terletak di ujung pharynx memanjang dari segmen ke 6 sampai segmen ke 14. Proventriculus merupakan bagian ujung esophagus yang membesar, dan dibagian ini makanan di simpan, dinding proventriculus sendiri tipis. Ventriculus terletak di dalam segmen ke 17-18 bersifat muscular dan berguna untuk mencerna makanan. Intestine  adalah merupakan lanjutan  ke ujung dari ventriculus . dinding intestine bagian dorsal melekuk ke dalam lumen intestine dan bagian ujung lekukan ini membesar, sehingga terbentuklah banguna seperti kantong. Banhunan ini disebut typhlosole. Typhlosole ini berguna untuk memperluas permukaan intestine sehingga dapat mengabsorbsi sari-sari makanan lebih banyak.
Gambar :



Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan atau tanaman (tanah humus). Cacing tanah mencari makanan di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya , kemudian masuk ke dalam esophagus dan kemudian  tercampur dengan cairan hasil kelenjar sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu. Cairan ini bersifat alkalis akan tetapi fungsinya yang tepat belum diketahui. Ada pendapat yang mengatakan mungkin cairan ini berfungsi menetralkan makanan cacing tanah yang bersifat asam. Selanjutnya dari esophagus, makanan lalu masuk ke dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpanan makanan sementara. Kemudian makanan masuk ked lam ventriculus. Di sini makanan dicerna menjadi partikel-partikel yang halus. Dari ventriculus makanan lalu masuk ke dalam intestine. Di dalam intestine, partikel-partikel makanan tadi akan dicerna lebih lanjut, sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat di absorbs oleh dinding intestine tersebut. Dinding intestine mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim. Karena pengaruh enzim ini makanan tadi dicerna menjadi monosakarida, asam lemak, dam gliserol dan asam amino yang siap di absorbs.

Senyawa-senyawa monosakarida, asam  lemak dan gliserol serta asam amino diabrorbsi oleh dinding intestine dan selanjutnya bersama-sam dengan sirkulasi darah di angkut keseluruh bagian tubuh cacing tanah. Pada saat cacing tanah mengambil makanan melalui mulutnya, ikut juga termakan sejumlah partikel-partikel tanah. Kemudian sisa-sisa makanan beserta partikel-partikel tadi dikeluarkan melaui anus dan diletakkan di atas permukaan tanah di dekat lubang/liang tempat cacing tanah itu berada.

Ø  KECOA

SISTEM PERNAPASAN/RESPIRASI KECOA
System respirasi pada kecoa yaitu menggunakan system trackea yang pada umumnya sama dengan sitem pernapasan pada insecta lainnya. System respirasi pada kecoa terdiri atas susunan pipa-pipa udara atau trachea yang bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara ke seluruh bagian tubuh. Trachea terdiri atas selapis sel yang berkhitin. Batang pokok trachea membentuk penebalan serupa spiral untuk mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh hewan. Sebagian besar segmen tubuh kecoa mempunyai lubang lateral atau lubang udara yang disebut spirakel (latin : spiraculum) yang menuju ke dalam system tubulus trackea. System trackea merupakan suatu system penyaringan atau filter yAng mencegah benda-benda kecil menyumbat system ini
Gambar :





Pada kecoa, dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah thorax dan 1 pasang pada masing-masing segmen dari 8 segmen, mulai dari segmen pertama abdomen. Setiap spirakel memiliki sebuah katup yang berperan mengurangi hilangnya air dari cairan tubuh dan melindungi hilangnya air dari cairan tubuh, dan melindungi dari parasti, partikel-partikel dan air. Katup spirakel membuka sebagai respon dari tungginya kadar co2 di dalam hemolife. Bahkan trakea yang besar bercabang-cabang trakea yang semakin kecil. Cabang trakea yang sangat tipis adalah trakeolus yang secara umum memiliki diameter lebih kurang 0,1 µm. trakeolus berhubungan langsung dengan jaringan dan berperan mensuplai kebutuhan oksigen serta membawa karbon dioksida hasil dari metabolisme tubuh. Ujunga akhir trakeolus yang terletak pada otot atau organ lainnya berupa organ buntu yang terisi cairan. Selama otot berkontraksi konsentrasi cairan tubuh disekitar trakeolus meningkat. Keadaan ini menyebabkan cairan dalam trakeolus berdifusi keluar, sehingga membawa oksigen menuju kebagian yang memerlukan. Setelah aktifitas otot terhenti hasil-hasil metabolic akan mengubah tekanan osmotic cairan sel, akibatnya air kembali ke trakeolus. Udara keluar dan masuk kedalam trakea akibat kontraksi dan perluasan abdomen. Pada kecoa empat pasang spirakel pertama membuka saat inspirasi dan menutup pada saat ekspirasi, sedangkan enam pasang spirakel lainnya menutup pada saat inspirasi dan membuka pada saat ekspirasi.

SISTEM SARAF KECOA

System saraf pada kecoa merupakan system saraf tangga tali. Otak kecoa terletak di daerah kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang ganglion yang berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur  mata, antenna dan labium.otak berhubungan denga ganglion subesophangeal melalui circumesophangeal coonective. Ganglion subesophangeal terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari rangkaian saraf ventral yang berfungsi bersama dan berfungsi mengatur bagian-bagian mulut. Selanjutnya kea rah posterior berhubungan dengan sepasang ganglion besar disetiap segmen thorax. Ganglion yang terdapat di dalam segmen methathorax merupakan ganglion terbesar, dan  sebebnarnya merupakan  gabungan dari ganglion segmen. Metathorax dengan ganglion segmen pertama abdomen. Di dalam abdomen terdapat 5 pasang ganglion. Pasangan ganglion pada segmen ke 2 abdomen sebenarnya merupakan gabungan dari pasangan ganglion dari segmen ke 2 dan ke 3 abdomen. Sedangkan pasangan ganglion pada segmen ke 7 merupakan gabungan dari ganglion segmen ke 7-ke 11 abdomen. Otot, saluran pencernaan, dan spirakel berhubungan dengan otak melalui system saraf simpatik.
Gambar :




Sistem saraf pada kecoa terdiri atas :
a.       Sistem saraf pusat
• termasuk di dalamnya cincin saraf,, urat saraf  ventral dan ganglia segmental.
•Cincin saraf kecoa terdapat
 di sekitar kerongkongan.
• Cincin saraf dibentuk oleh sepasang ganglia supra esofagus , sepasang sub-esofagus
ganglia, sepasang connectives sirkum esofagus yang menghubungkan diantaranya.
• Supra esofagus ganglia atau otak terdapat  di sisi dorsal esofagus. Otak adalah  saraf
sensorik dan pusat endokrin yang  melepaskan hormon • Sepasang ganglia subocsophangeal yang terletak di bawah kerongkongan. Ini adalah  sebagai pusat kontrol motor  atau penggerak yang menggerakan bagian-bagian mulut, kaki, sayap. Dan ganglia
segmental pada  kecoa terdapat 9. Diantaranya 3 yang hadir di wilayah dada dan 6 di daerah perut.
b.      Sistem saraf otonom
• Dari otak 3 pasang saraf muncul dan masuk ke mata majemuk, antena dan labium dan juga
untuk ganglion frontal.
• Sub-oesophangcal ganglia memberi dari 3 pasang saraf untuk mandibula, maxillar
dan labium.
• saraf ganglia Thoracic masuk  untuk kaki dan sayap.
• ganglia Metathoracic saraf yang meninervasi untuk segmen perut
c.       Sistem saraf perifer
·         saraf Otonom juga disebut sistem saraf somatogastric atau visceral.
·          saraf Ini mencakup 4 ganglia saraf yang menghubungkan nya . saraf ini menginervasi ke organ viseral.
·         oksipital ganglion atau ganglion Hypoccrebral – terdapat di  belakang otak dan  di atas kerongkongan.
·          ganglion Provenltricular terdapat di tenggorokan.
·         Stomatogastric saraf masuk ke sistem saraf  jantung dan organ saluran pencernaan viseral lainnya. Saraf Ini mengatur fungsi organ-organ karena itu disebut sistem saraf visceral.
Gambar :
Yang menarik pada system saraf pada kecoa adalah system senso motoris yang berbeda dibagian kepala dengan 2 antena yang berfungsi sebagai penyala getaran dan yang kedua dibagian kaki belakang yang menerus kebagian perut dengan rambut-rambut halus yang berfungsi sebagai antenna. System saraf pada kecoa berfungsi untuk mengkoordinasi otot, memonitor organ, membentuk dan juga mengehentiksn masukan dari indra dan mengaktifkan aksi. Pada kecoa , system saraf motoris somatic dan saraf motoris autonom  dapat berjalan bersamaan atau bila saraf yang terganggu maka system saraf yang lain masih dapat menjalankan fungsinya. System saraf pada kecoa lengkap dan sederhana dan kecoa memiliki kecepatan reaksi atau rangsangan yang mengagumkan yang mana untuk meloloskan diri dan bahaya, rahasianya terletak pada  dan system gerak motorik kecoa.
System saraf dan system gerak motorik kecoa ada 2, yaitu system senso motorik yang baik yang mana keduanya dapat berfungsi bersama atau juga berfungsi masing-masing tanpa tergantung system yang lain. Kecoa menunjukan kecepatan lari yang sebetulnya tidak mengagumkan, yakni hanya sekitar lima kilometer per jam. Tapi yang sangat mengagumkan, adalah kecepatan reaksi sistem senso-motoriknya dalam menanggapi rangsangan dari luar. Jika sistem penala getaran di kaki belakang atau antena di kepala mendapat rangsangan tiba-tiba, reaksinya terjadi hanya dalam waktu 15 sampai 20 milidetik. Atau lebih cepat dari kedipan mata, kecoa sudah lari dan menghilang di bawah lemari atau meja. Yang juga amat menarik, adalah dua sistem senso-motorik kecoa yang terpisah dan independen. Jika salah satu sistemnya terganggu , sistem yang lain masih tetap aktif dan berfungsi. Juga kecoa yang dipotong kepalanya, masih bereaksi secepat semula.

·         Alat indera kecoa :
Kecoa memiliki organ penglihatan, perasa, pembau, pendengaran, dan peraba. Organ penglihatan berupa oceli dan mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan terang. Daya lihat mata majemuk ini dapat menghasilkan bayangan yang mosaic. Sedangkan oceli mungkin tidak digunakan untuk melihat obyek tetapi hanya merupakan organ yang peka terhadap cahaya. Organ pendengaran terletak di lateral tergit dari segmen pertama abdomen. Organ tersebut terdiri atas tympani yang direntang  di dalam cincin berkhitin yang bentuknya hamper bulat. Di kepala terdapat sepasang antenna yang panjangsebagai alat indera yang dapat mendeteksi bau-bauan dan vibrasi udara. Organ perasa terletak di bagian dalam mulut, dan organ peraba berupa bentukan seperti rambut yang teletak di permukaan berbagai bagian tubuh kecoa , tetapi khususnya dipermukaan antenna.
Gambar :

Selain itu pada kecoa dari ujung abdomen terdapat sepasang cerci yang juga berperan sebagai alat indera. Cerci berhubungan langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak skunder) yang penting dalam adaptasi pertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan pada cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda atau sinyal.

      SYSTEM PENCERNAAN KECOA

Saluran pencernaan pada kecoa pada dasarnya meliputu usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus, yang membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesothorax dan metatorax. Oragn selanjutnya adalah proventriculus yang berperan sebagai organ penggiling . usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan hasil sekresi ini akan diberikan ke dalam lambung . usus tengah merupakan tempat dimana terjadinya absorbs nutrisi.  sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum dan anus sebagai muara akhir saluran pencernaan. Pada ujung anterior usus besar terdapat tubulus malphigi.

Gambar :








Ø  CACING HATI (Fasciola hepatica)

1.      SYSTEM RESPIRASI CACING HATI
Secara umum respirasi pada cacing hati terjadi melalui permukaan tubuh.

2.      SYSTEM PENCERNAAN CACING HATI
alat Cacing hati memiliki alat pencernaan tetapi tidak lengkap. Susunan system pencernaan makanan hanya terdiri dari mulut, faring, esophagus dan intestine. Lubang mulut tertutup oleh alat pengisap oral (sucker). Lubang mulut berlanjut dengan rongga mulut yang berbentuk corong. Rongga mulut berlanjut pada faring yang berdinding tebal dengan lumen sempit. Dinding faring tersusun oleh otot melingkar. Faring berfungsi untuk mengisap makanan. Faring mempunyai kelenjar faringeal. Esophagus menghubungkan faring dengan intestine. Intestine bercabang dua ke kiri dan ke kanan yang membentang kea rah posterior, dan sejajar. Masing-masing cabang bercabang lagi ke arah lateralmembentuk kantung-kantung seka atau divertikula yang buntu. Cabang-cabang ini mebagi makanan ke seluruh tubuh. System pencernaan seperti ini tergolong system pencernaan gastrovaskuler. System pencernaan pada cacing hati tidak dilengkapi dengan anus.

Gambar

Digestive system of Fasciola hepatica
Makanan cacing hati sendiri beruapa darah, sel-sel yang rusak untuk cacing hati yang masih muda, sedangkan makanan cacing hati dewasa yaitu cairan empedu dan cairan limfa. Pencernaan makanan terjadi di dalam rongga sekum, oleh sebab itu pencernaannya disebut pencernaan ekstraseluler.. sari-sari makanan diserap oleh sel parenkim dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan makanan yang tidak dicerna dimuntahkan melalui mulut.

3.      SYSTEM SARAF CACING HATI
System saraf cacing hati berupa system saraf tangga tali. Otak terletak di bagian kepala. Otak tersusun oleh ganglion-ganglion otak yang terdiri dari dua lobus. Dari otak muncul serabut-serabut saraf kea rah anterior menuju ke kepala, dan lateral menuju ke aurikel. Di samping itu ada 2 tali saraf ventral yang memanjang sepanjang tubuh dan berakhir ke ujung posterior. Masing-masing tali saraf ventral itu terletak pada kira-kira sepertiga bagian dari tebi tubuh. Ke dua tali saraf ventral dihubungkan satu dengan yang lain oleh komisura-komisura transversal, dan pada masing-masing tali saraf muncul serabut saraf ke tepi tubuh. Adanya komisura-komisura transversal menyebabkan system saraf berbentuk tangga tali.

Gambar :


Pada cacing hati terdapat satu cincin saraf yang mengelilingi esophagus. Pada cicnci saraf tersebut terdapat dua pasang ganglion serebral kea rah dorsoventral dan satu pasang ganglion ventral yang terletak di bawah esophagus. Pada ganglion-ganglion itu muncul serabut-serabut saraf kecil kea rah anterior. Ke arah posterior terdapat 3 pasang tali saraf longitudinal yang muncul dari ganglion-ganglion tersebut yaitu tali saraf dorsal, lateral, dan ventral. Tali saraf lateral berkembang sangat baik dan  memanjang sampai ujung posterior. Tali-tali saraf itu dihubungkan satu sama lain oleh banyak komisura transversal. Pada tali saraf juga muncul serabut-serabut saraf kea rah lateral, dan beberapa serabut saraf itu membentuk pleksus. Sel-sel saraf biasanya berbentuk bipolar. Karena sifatnya yang parasit cacing hati tidak memiliki organ sensori, kecuali alat yang berbentuk bulbus yang berfungsi sebagai tango reseptor (penerima rangsangan berupa sentuhan) atau alat peraba yang berada diseluruh permukaan integument.



DAFTAR PUSTAKA

Jasin,M. 1992. Zoologi Invertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya : Sinar Wijaya
Kastawi, Y,dkk.. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas  Negeri Malang Press.